KKN – PPL INTEGRATIF MAHASISWA IAI Darul’ Amal Lampung Beri Penyuluhan Bullying Di Al – Suroya

 

HarianMetro.News.Com-

Berbicara kasus bullying yang terjadi,Baik Disekolah dasar,SMP,Serta lanjutan,Lingkungan,
organisasi,bahkan keluarga sering kita temukan kasus Bullying yang dilaporkan, sehingga jumlah bisa lebih ditambah kasus yang tidak terlapor.
Menurut Harpani,Mahasiswa KKN-PPL Integratif Institut Agama Islam Darul Amal Lampung.

Bahwa masih banyak korban yang enggan melapor, lantaran takut diintimidasi oleh pelaku atau pandangan jelek dari masyarakat. Dengan begitu, ia menegaskan perlu adanya perhatian khusus pada masalah bullying.

Harpani dalam penyampaian ke beberapa siswa Yayasan Pendidikan Al – Suroya Keluarga Sejahterah (ALGATRA), dibawah Asuhan Muchamad Muchlis,M,Pd.Minggu,3/08/2025.

Beberapa persoalan ,Jika kasus bullying pada korban tak segera diatasi, maka bisa menimbulkan bad memories yang bisa melekat pada korban hingga ia dewasa bahkan seumur ia hidup.

“Permasalahan yang menahun ini sudah saatnya segera diberantas hal ini akan berdampak pada generasi muda sebagai penerus bangsa kita,” tuturnya dikutip di depan para siswa.

Kenali Perbedaan Bullying dengan Kenakalan Siswa, Yuk Cegah Bersama
Pemicu Bullying di Sekolah,lingkungan bahkan keluarga
Menurut harpani, maraknya kasus bullying di sekolah disebabkan oleh kesalahan pada norma sosial yang menormalisasi kasus bullying.

Hal tersebut tentunya menjadi kesalahan yang fatal jika terjadi di lingkungan satuan pendidikan.

Terlebih, sanksi kepada pelaku bullying belum diberlakukan secara tegas. Dengan begitu, para pelaku tak memiliki efek jera dan merasa bebas.

Ditambah tak adanya alur jelas dalam melaporkan kasus bullying, kian menimbulkan keraguan bagi korban untuk berani angkat bicara dan mendapatkan rasa nyaman.

“Permasalahan bullying merupakan hal yang sangat kompleks. Perlu adanya, kesadaran dari pihak terkait untuk menangani hal ini.

Ditambah, adanya media sosial yang menjadi sasaran empuk untuk melakukan cyber bullying di luar sekolah,” ungkapnya.

Maka Perlu Kolaborasi Orang Tua dan Guru
Atas maraknya kasus bullying yang menimpa.

“Perlu adanya kolaborasi berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut, kita tidak dapat tinggal diam saja,” paparnya.

Harpani menyebut dua pihak yang paling berperan dalam mencegah bullying adalah orang tua dan guru.

Mereka bisa mengajarkan anak dan siswa untuk tidak memberikan toleransi sekecil apapun terhadap tindakan bullying.

Orang tua bisa melakukan komunikasi satu arah bersama anak. Hal tersebut berguna untuk memberikan ruang nyaman bagi anak untuk bercerita jika dirinya menerima tindakan bullying dan memberikan respon yang tidak menjustifikasi anak ungkapnya(Pan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *