Banjarmasin, Harianmetronews.com –
Sentuhan tradisi terasa kuat di ruang kerja kerajinan Lapas Kelas IIA Banjarmasin. Sejumlah warga binaan tampak tekun membuat pola dan menjelujur kain sasirangan, warisan budaya khas Kalimantan Selatan, dalam suasana yang penuh kesabaran dan ketelitian.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang rutin dilaksanakan di bawah koordinasi Seksi Kegiatan Kerja (Giatja). Dengan didampingi oleh petugas Subseksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, M. Arif Rivaluddin, warga binaan diajak untuk tidak hanya berkarya, tetapi juga mewarisi nilai-nilai budaya melalui proses kreatif yang mendalam.
Proses menjelujur, yang menjadi salah satu tahapan penting dalam pembuatan sasirangan, dilakukan secara manual. Setiap tusukan benang pada pola memiliki makna artistik sekaligus memperlihatkan ketekunan para warga binaan dalam belajar dan berkarya.
Kasi Giatja, Hazairin, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya bertujuan mengisi waktu, tetapi juga menjadi media untuk menumbuhkan nilai-nilai positif seperti kesabaran, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab.
“Lewat pembinaan kerajinan ini, kita ingin menanamkan bahwa mereka mampu menghasilkan sesuatu yang bernilai. Sasirangan bukan hanya kain, tapi simbol warisan dan harapan,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari jajaran petugas, Lapas Banjarmasin terus berkomitmen menciptakan lingkungan pembinaan yang produktif, humanis, dan berakar pada kearifan lokal. (Humas Lapas Banjarmasin)